Kawah Media
Pesan akan dijawab dalam beberapa jam
Terima kasih telah menghubungi Adm. Sosial Media Kawah Book Corner. Silakan beri tahu apa yang dapat kami bantu?
Mulai Percakapan

UTARA

Variasi Produk:

Original,New,Wrapping

Kategori : Novel

Share

Berat : 365 gram
Panjang : 20 cm

Sinopsis
"AWAS KEINJEK!" Kalau bukan karena dikejar-kejar waktu dan sudah ada yang menunggu, mungkin Ukvan sudah melempar adiknya dengan sepatu. Seruan lantang yang didengarnya hampir saja membuatnya terjatuh ketika tengah memakai sepatu dengan posisi berdiri, dan tangan berpegangan pada kusen pintu. Terburu-buru. Gara-garanya, ia hampir menginjak Snow-atau apalah nama kucing berbulu putih-milik Uttam yang masih kecil. "Sialan!"Ukvan mengumpat. Snow, melangkah menjauh, dan mendekati Uttam yang segera meraih dan memeluknya. "Untung nggak kena. "Uttam mengelus Snow yang menatapnya. "Kalo jalan itu hati-hati!"Mendapat peringatan tak menyenangkan seperti, Ukvan berdecak dan mengibaskan tangan. "Alah! Salah kucing lo yang berkeliaran sembarangan!" "Heh! Snow punya tata krama ya, dia aja udah ngerti buang air di mana. Lo aja yang rabun!" Daripada perdebatan itu terus berlanjut, Ukvan mengalah. Walau kekesalan masih tampak lewat kerutan di dahinya, dia buru-buru membuka pintu dan keluar dengan langkah tergesa. "Dasar tidak berperikekucingan."Uttam menggeleng beberapa kali. Diturunkannya Snow yang kemudian mengikuti langkahnya menuju ruang makan. Ia baru saja makan setangkup roti tadi. Tubuh Uttam memang kecil, tetapi konsumsi makanannya justru kebalikannya. "Apa? Kan tadi udah dikasih makan,"ucap Uttam, sebab Snow masih berputar-putar di sekitar kakinya dan kaki kursi. Snow hanya mengeong, yang dibalas Uttam dengan asal. "Dasar rakus. Cari Neo sama Sky sana, main cakar gorden kayak kemarin."Neo dan Sky adalah nama kucing Uttam lainnya. Jika Snow adalah kucing betina, dua saudaranya adalah jantan. "Nanti kalo gue berangkat sekolah jangan ngikut. Di rumah aja."Uttam belum berhenti bicara pada kucingnya. Bi Laila, asisten rumah tangga yang sudah bekerja semenjak Uttam masih bayi teramat biasa dengan pemandangan itu. Dia dengan tenang mencuci piring, sesekali mengingatkan Uttam untuk minum dengan benar. Cowok itu sulit sekali disuruh minum air putih. Marcel masih belum menampakkan diri ketika Uttam menutup gerbang rumah. Sebenarnya, ia bisa saja diantarkan Mang Idri, suami Bi Laila yang merupakan sopir pribadi keluarganya. Namun, menumpang di mobil Marcel jauh lebih asyik. Dia selalu punya banyak permen.

Powered by MakeWebEasy.com
Website ini menggunakan kukis untuk pengalaman terbaik Anda, informasi lebih lanjut silakan kunjungi Kebijakan Privasi  dan  Kebijakan Kukis